Anafilaksis berarti Menghilangkan perlindungan. Ini berkaitan dengan Imun atau kekebalan tubuh. syok anafilactic adalah reaksi yang disertai hipotensi dengan penurunan kesadaran. Biasanya syok ini disebabkan oleh suntikan obat/sengatan binatang seperti lebah. Terjadinya kondisi ini sangat cepat kurang dari 24 jam, biasanya gejala lanjut terjadi lebih dari 10% seperti edema larink dan kolaps kardiovaskular.
Tahun 2641 SM, seorang Pharao meninggal mendadak dan Raja Menes meninggal tidak seberapa lama setelah disengat lebah. Tahun 1902, dua ilmuwan Perancis yang bekerja di Mediterania menemukan phenomena yang sama dengan yang terjadi pada Pharao itu. Richet dan Portier, menginjeksi anjing dengan ekstrak anemon laut, setelah beberapa lama diinjeksi ulang dengan ekstrak yang sama . Hasilnya anjing itu mendadak mati. Phenomena ini mereka sebut aldquo; Anaphylaxis”. Atas kerjanya ini, Richet dianugerahi Nobel pada tahun 1913.
Patofisiologi : Oleh Coomb dan Gell (1963), anafilaksis dikelompokkan dalam hipersensitivitas tipe 1 atau reaksi tipesegera (Immediate type reaction).
Penyebab Anafilaktik syok
1. Obat-obatan
2. Makanan
3. Media radiokontras IV
4. Sengatan serangga
5. Lateks / allergen
6. Aktifitas fisik
Gejala yang biasa ditimbulkan
Fase Awal : batuk, parau atau sensasi tercekik di tenggorok; Lemah, pusing dan sinkope akibat hipotensi dan hipoksia; penurunan kesadaran atau gelisah atau penurunan kesadaran atau gelisah atau kombinasi akibat hipoperfusi/hipoksia
Fase Akut : sumbatan saluran nafas atau kolaps kardiovaskule
Manajemen syok anafilaktik
Perlu kesiapan obat dan penolong harus tetap tenang. bekerja harus sistematis dan sesuai dengan protokol. Mari kita mulai.
1. Hentikan obat/identifikasi obat yang diduga menyebabkan reaksi anafilaksis
2. Torniquet, pasang torniquet di bagian proksimal daerah masuknya obat atau sengatan hewan, longgarkan 1-2 menitn tiap 10 menit.
3. Posisi, tidurkan dengan posisi Trandelenberg, kaki lebih tinggi dari kepala (posisi shock) dengan alas keras. (menghindari hipoksia
4. Bebaskan airway, bila obstruksi intubasi-cricotyrotomi-tracheostomi
5. Berikan oksigen, melalui hidung atau mulut 5-10 liter /menit bila tidak bia persiapkan dari mulut kemulut
6. Berikan Epinephrine / Adrenalin 1:1000, 0,3 mL Intra Muscular.
7. Pasang cathether intra vena (infus) dengan cairan elektrolit seimbang atau Nacl fisiologis, 0,5-1liter dalam 30 menit (dosis dewasa) monitoring dengan Tensi dan produksi urine
8. Pertahankan tekanan darah sistole >100mmHg.
9. monitor terus keadaannya.
Jenis-jenis obat-obatan emergensi :
Epinephrin
- Indikasi : henti jantung (VF, VT tanpa nadi, asistole, PEA) , bradikardi, reaksi atau syok anfilaktik, hipotensi.
- Dosis 1 mg iv bolus dapat diulang setiap 3–5 menit, dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2–2,5 kali dosis intra vena. Untuk reaksi reaksi atau syok anafilaktik dengan dosis 0,3-0,5 mg sc dapat diulang setiap 15-20 menit. Untuk terapi bradikardi atau hipotensi dapat diberikan epinephrine perinfus dengan dosis 1mg (1 mg = 1 : 1000) dilarutka dalam 500 cc NaCl 0,9 %, dosis dewasa 1 μg/mnt dititrasi sampai menimbulkan reaksi hemodinamik, dosis dapat mencapai 2-10 μg/mnt
- Pemberian dimaksud untuk merangsang reseptor α adrenergic dan meningkatkan aliran darah ke otak dan jantung
Lidokain (lignocaine, xylocaine)
- Pemberian ini dimaksud untuk mengatasi gangguan irama antara lain VF, VT, Ventrikel Ekstra Sistol yang multipel, multifokal, konsekutif/salvo dan R on T
- Dosis 1 – 1,5 mg/kg BB bolus i.v dapat diulang dalam 3 – 5 menit sampai dosis total 3 mg/kg BB dalam 1 jam pertama kemudian dosis drip 2-4 mg/menit sampai 24 jam
- dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2–2,5 kali dosis intra vena
- Kontra indikasi : alergi, AV blok derajat 2 dan 3, sinus arrest dan irama idioventrikuler
Sulfas Atropin
- Merupakan antikolinergik, bekerja menurunkan tonus vagal dan memperbaiki sistim konduksi AtrioVentrikuler
- Indikasi : asistole atau PEA lambat (kelas II B), bradikardi (kelas II A) selain AV blok derajat II tipe 2 atau derajat III (hati-hati pemberian atropine pada bradikardi dengan iskemi atau infark miokard), keracunan organopospat (atropinisasi)
- Kontra indikasi : bradikardi dengan irama EKG AV blok derajat II tipe 2 atau derajat III.
- Dosis 1 mg IV bolus dapat diulang dalam 3-5 menit sampai dosis total 0,03-0,04 mg/kg BB, untuk bradikardi 0,5 mg IV bolus setiap 3-5 menit maksimal 3 mg.
- dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2–2,5 kali dosis intra vena diencerkan menjadi 10 cc
Dopamin
- Untuk merangsang efek alfa dan beta adrenergic agar kontraktilitas miokard, curah jantung (cardiac output) dan tekanan darah meningkat
- Dosis 2-10 μg/kgBB/menit dalam drip infuse. Atau untuk memudahkan 2 ampul dopamine dimasukkan ke 500 cc D5% drip 30 tetes mikro/menit untuk orang dewasa
Magnesium Sulfat
- Direkomendasikan untuk pengobatan Torsades de pointes pada ventrikel takikardi, keracunan digitalis.Bisa juga untuk mengatasi preeklamsia
- Dosis untuk Torsades de pointes 1-2 gr dilarutkan dengan dektrose 5% diberikan selama 5-60 menit. Drip 0,5-1 gr/jam iv selama 24 jam
Morfin
- Sebagai analgetik kuat, dapat digunakan untuk edema paru setelah cardiac arrest.
- Dosis 2-5 mg dapat diulang 5 – 30 menit
Kortikosteroid
Digunakan untuk perbaikan paru yang disebabkan gangguan inhalasi dan untuk mengurangi edema cerebri
Natrium bikarbonat
Diberikan untuk dugaan hiperkalemia (kelas I), setelah sirkulasi spontan yang timbul pada henti jantung lama (kelas II B), asidosis metabolik karena hipoksia (kelas III) dan overdosis antidepresi trisiklik.
Dosis 1 meq/kg BB bolus dapat diulang dosis setengahnya.
Jangan diberikan rutin pada pasien henti jantung.
Kalsium gluconat/Kalsium klorida
- Digunakan untuk perbaikan kontraksi otot jantung, stabilisasi membran sel otot jantung terhadap depolarisasi. Juga digunakan untuk mencegah transfusi masif atau efek transfusi akibat darah donor yang disimpan lama
- Diberikan secara pelahan-lahan IV selama 10-20 menit atau dengan menggunakan drip
- Dosis 4-8 mg/Kg BB untuk kalsium glukonat dan 2-4 mg/Kg BB untuk Kalsium klorida. Dalam tranfusi, setiap 4 kantong darah yang masuk diberikan 1 ampul Kalsium gluconat
Furosemide
- Digunakan untuk mengurangi edema paru dan edema otak
- Efek samping yang dapat terjadi karena diuresis yang berlebih adalah hipotensi, dehidrasi dan hipokalemia
- Dosis 20 – 40 mg intra vena
Diazepam
- Digunakan untuk mengatasi kejang-kejang, eklamsia, gaduh gelisah dan tetanus
- Efek samping dapat menyebabkan depresi pernafasan
- Dosis dewasa 1 amp (10 mg) intra vena dapat diulangi setiap 15 menit.
Dosis pada anak-anak
Epinephrin | Dosis 0,01/Kg BB dapat diulang 3-5 menit dengan dosis 0,01 mg/KgBB iv (1:1000) |
Atropin | Dosis 0,02 mg/KgBB iv (minimal 0,1 mg) dapat diulangi dengan dosis 2 kali maksimal 1mg |
Lidokain | Dosis 1 mg/KgBB iv |
Natrium Bikarbonat | Dosis 1 meq/KgBB iv |
Kalsium Klorida | Dosis 20-25 mg/KgBB iv pelan-pelan |
Kalsium Glukonat | Dosis 60–100 mg/KgBB iv pelan-pelan |
Diazepam | Dosis 0,3-0,5 mg/Kg BB iv bolus |
Furosemide | Dosis 0,5-1 mg/KgBB iv bolus |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar